Senyawa Optis Aktif merupakan sebuah senyawa yang dapat memutar bidang polarisasi, sedangkan yang dimaksud dengan polarisasi adalah pembatasan arah getaran (vibrasi) dalam sinar atau radiasi elektromagnetik yang lain. Untuk mengetahui berapa besar polarisasi cahaya pada sebuah senyawa optis aktif, maka besarnya perputaran itu akan tergantung pada beberapa faktor yaitu :
- Struktur molekul
- Temperatur
- Panjang gelombang
- Banyaknya molekul pada jalan cahaya
- Jenis zat
- Ketebalan
- Konsentrasi dan juga pelarut
Untuk mengukur polarisasi tersebut maka Anda perlu untuk mengukur besarnya putaran optik yang dihasilkan oleh suatu zat yang bersifat optis aktif yang terdapat dalam larutan, Anda dapat mengukurnya menggunakan sebuah alat yang bernama polarimeter. Polarimeter memang merupakan alat yang digunakan untuk mempolarisasi cahaya oleh suatu senyawa optis aktif sehingga Anda dapat mengetahui polaritasnya.
Senyawa Optis Aktif
Dengan melewatkan cahaya biasa menembus sepasang kristal kalsit atau menembus suatu lensa polarisasi maka kita dapat mengukur polarisasi bidang, apabila cahaya terpolarisasi maka bidang yang dilewatkan suatu larutan yang mengandung suatu enantiomer tunggal maka bidang polarisasi itu diputar ke kanan atau ke kiri.
Dan dari perputaran cahaya terpolarisasi bidang inilah yang disebut rotasi optis, kemudian sebuah senyawa yang dapat memutar bidang polarisasi suatu senyawa terpolarisasi-bidang disebut memiliki sifat aktif optis. Oleh sebab itu maka enantimer-enantiomer juga disebut dengan isomer optis.
Sebenarnya apabila suatu senyawa optis aktif memiliki atom asimetris atau atom C kiral pada senyawa tersebut maka senyawa tersebut disebut dengan senyawa optis aktif. Namun tidak semua senyawa yang memiliki atom c kiral bersifat optis, karena jika atom tersebut memiliki bidang simetri atau bidang yang bisa dilipat dua dengan sisi yang sama berarti bukan senyawa optis, berikut adalah contohnya :
Pada senyawa diatas gambar 1 dan 2 merupakan enantiomer, sedangkan gambar 1 dan 3 serta 2 dan 3 adalah diastereoisomer atau diastreomer, akan tetapi senyawa 3 bukan merupakan isomer optis aktif dan merupakan senyawa meso. Hal ini disebabkan senyawa 3 memiliki bidang simetri, sehingga bisa dilipat dua dengan sisi yang sama.
Selain itu dapat disimpulkan pula bahwa senyawa optis aktif adalah senyawa yang memiliki atom c asimetris atau atom c kiral dan tidak semua senyawa yang memiliki atom c kiral merupakan senyawa optis aktif. Hal ini dapat dilihat dari apakah senyawa tersebut merupakan senyawa meso atau bukan, apabila senyawa meso berarti tidak dapat dikatakan senyawa tersebut optis aktif.
0 comments:
Post a Comment